By: Roni Bani
InfoNTT.com-, Selamat pagi, Selamat Hari Minggu. Beribadahlah kepada Tuhanmu, pujilah nama-Nya yang kudus. Bawalah kasih kepada dunia sesuai amanah agung-Nya.
Saya bangun pagi ini dengan membawa rasa dan raga yang seakan belum pulih. Tapi, mesti dipulihkan untuk memulai tugas di hari pertama besok, Senin, 22 Juli 2019.
Sebelum ke hari pertama, ini ada sedikit cerita tentang pasar yang ramai semalam kami datangi. Hanya sekitar 25 meter dari hotel tempat kami menginap.
Sebelum diajak jalan-jalan kami harus mengisi kantong besar di badan agar bisa kuat. Lalu pesanan makanan dan minuman kami buat dan menikmatinya. Sempat minum kopi yang tidak penuh di gelas.
Aih…
Sesudah makan kami susuri pasar ini. Banyak barang dijual di sini sebagai sovenir, mulai dari produk kerajinan tangan sampai pabrikan, baik berbahan dasar kayu, batu, bambu, perak, seng, benang hingga plastik dan lain-lain. Menarik.
Ada tempat terapi baik pijat tangan manusia atau terapi ikan. Nah, terapi ikan? Ikan dalam ukuran kecil dan jumlah ribuan ditempatkan dalam kotak kaca, dialiri oksigen. Para pasien yang mau diterapi, memasukkan kaki ke dalam kotak. Lalu ikan-ikan akan mendekat. Ikan-ikan itu menggigit kaki pasiennya. Katanya ikan-ikan itu menghisap darah kotor.
Ada lagi kegilaan. Satu rombongan pemuda berpakaian dan berdandan amat menor. Mereka dinamai lelaki cantik. Sudah profesi katanya. Mereka menjual jasa memotret. Bila mereka difoto atau foto bersama, mereka harus.dibayar berkisar 45 – 50 ribu rupiah.
Tentang model pasar tradisional seperti ini, rasanya di Timor dapat dibangun oleh pemerintah tidak dengan biaya besar.
Na…
Ya. Pemerintah membangun pasar tradisional atau pasar rakyat ini dengan mendirikan beberapa tenda raksaaa. Lantai bersemen. Pembuangan limbah yang cukup baik, listrik dan penataan ruang dengan penempatan lapak yang memungkinkan pembeli bergerak secara mudah.
Begitulah cerita tentang pasar rakyat di samping CH Hotel Chiangmai.
Chiangmai, 21 Juli 2019