Kupang-InfoNTT.com-, Sehubungan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei, seyogyanya pemerintah maupun para calon kepala daerah yang saat ini berkontestasi justru dapat fokus pada bagaimana upaya meningkatkan sistem pendidikan yang berkualitas di era modern dan penuh teknologi ini, serta menata substansi bahan ajar sesuai dengan tingkatan, kekhususan, dan urgensi kebutuhan lingkungan strategis yang mampu menopang pembangunan karakter bangsa.
Sebagai insan yang ikut merasakan baik buruknya pendidikan di negeri ini, serta yang telah mengabdikan diri bagi dunia pendidikan khususnya di NTT, Prof Simon Sabon Ola, M.Hum, salah satu guru besar Universitas Nusa Cendana (Undana) mengajak para pendidik serta calon pendidik agar dapat menjadikan momen Hari pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai hari untuk merefleksi diri tentang baik buruknya pendidikan di negeri tercinta.
Kepada media ini, Kamis (02/05/2019), dirinya mengatakan, tingkat pendidikan di negeri ini belum sempurna, hal ini ditandai dengan kurangnya pemerataan pendidikan di berbagai daerah, di mana pendidikan di negara ini memang banyak yang sudah maju bahkan mampu untuk bersaing, tetapi ada juga di tempat-tempat terpencil yang belum terlalu maju, dalam hal ini persaingan tingkat pendidikan masih sangat minim.
Guru besar Undana ini pun mengajak seluruh pelaku pendidikan agar bekerjasama demi pemerataan pendidikan di berbagai daerah, terkhususnya daerah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal). Pendidikan sangatlah bermakna, oleh karena itu berjuang bersama meningkatkan pendidikan adalah cara terbaik pemerataan pendidikan di negara ini.
Pada Hardiknas 2019 ini juga, Prof Simon (biasa Ia disapa), mengajak agar menjadikan momen ini sebagai bagian untuk merefleksi diri serta mematangkan diri demi kemajuan pendidikan di negeri tercinta. “Mari kita jadikan momentum ini untuk dapat mematangkan diri demi pemerataan serta kemajuan pendidikan di negeri tercinta,” jelasnya.
Ditambahkannya, Hari Pendidikan Nasional tidak semata-mata dimaksudkan untuk sekedar mengenang hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara selaku Bapak Perintis Pendidikan Nasional, namun lebih merupakan sebuah momentum dalam menghadapi tantangan baru pendidikan yang tidak lagi mengenal batas, tempat dan waktu. Oleh karenanya pembenahan sistem pendidikan di negeri ini menjadi keniscayaan agar dapat terhindar dari krisis bahan ajar pagi para pendidik agar mendorong peradaban serta dapat mewujudkan konsep mencerdaskan kehidupan bangsa.
Laporan: Sandy Lette