Kupang-InfoNTT.com,- ,Lantamal VII bersama-sama Koordinator Dinas Kominfo Provinsi NTT bekerjasama dengan Dinad Perhubungan NTT, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Yonmarhanlan VII, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengelolaan Perbatasan, Badan Pendapatan dan Aset Daerah, Biro Pemerintah Setda, Biro Humas Setda serta masyarakat sekitar melaksanakan pembersihan sampah bersama.
Kegiatan ini dalamrangka “Jum’at Bersih” yang dibagi menjadi 3 lokasi yaitu pembersihan di sektor Bolok, sektor Bundaran Undana sampai dengan Lanudal, dan dari Sektor Kompleks Asrama sampai Rumkit AL, Jumat (21/6/2019).
Tujuan diselenggarakan kegiatan ini, selain untuk menjaga kebersihan dan keindahan di lingkungan sekitar juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antar masyarakat.
Kerja bakti merupakan perwujudan kecintaan terhadap lingkungan, kebersihan dan juga estetika. Sehingga perlu untuk menciptakan suasana yang bersih dan nyaman agar semakin termotivasi untuk bekerja lebih baik.
Selain ingin menciptakan lingkungan agar tetap bersih, indah, sehat serta tertata dengan rapih, dibutuhkan kebersamaan. Tanpa kebersamaan mustahil berbagai persoalan bisa diselesaikan.
Untuk itu, secara serentak kita menggelar kerjabakti massal membersihkan lingkungan dari saluran air, sampah, dan kotoran lain di sekitar. KKerjabakti ini sekaligus mendukung program “Jumat bersih” yang sudah dicanangkan Gubernur Kupang NTT.
Melalui gerakan ini, diharapkan mampu mempererat tali silahturahmi. Gerakan Jumat bersih ini ternyata banyak manfaatnya selain mengajak warga untuk selalu membersihkan lingkungan juga terjalin silaturahmi yang lebih baik, sehingga satu sama lain saling bersinergi untuk membersihkan lingkungan.
Dengan menggunakan peralatan yang ada seperti cangkul, sekop, dan pengki seluruh sampah diangkut ke tempat pembuangan. Pengangkutan sampah dengan menggunakan gerobak.
Pantauan media ini, sampaha yang dikumpulkan lumayan banyak. Setelah dibersihkan saluran pembuangan dan tepi tepi jalan terlihat lebih bersih dan rapi. Dalam aksi iniw sekitar juga dilibatkan. Selain itu warga juga mengecek sejumlah tempat penampungan air.
Meskipun saat ini musim kemarau, tidak menutup kemungkinan lokasi penampungan air seperti pot dan lainya bisa dijadikan lokasi berkembang biaknya nyamuk aedes aegepty penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Dandenma Lantamal VII kupang mengatakan, jika warga ingin mendapatkan pola hidup yang bersih dan sehat (PHBS) maka lingkungan sekitar kita harus tertata rapi, indah, dan bersih. Tanpa itu semua maka masyarakat yang sehat tentu tidak akan bisa terwujud.
“Mewujudkan masyarakat yang sehat dan bersih itu bukan perkara mudah seperti membalik telapak tangan. Warga harus memahami apa itu hidup sehat, jika lingkungan sudah bersih maka akan terwujud masyarakat yang sehat,” ujarnya.(Tim)