Kisah Masyarakat Sanenu Dalam Mengejar Masa Depan Anak Kampung

Oleh: Yakob Ora-Bani | (Guru SD Inpres Sanenu

InfoNTT.com,- Perjalanan panjang SD Inpres Sanenu penuh dengan tekad dari ide seorang yang didukung oleh 17 KK dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang.

Modal keberanian dengan pola pikir intelek serta perlu berpikir secara jenius agar tindakan positif dengan kerja sama maka akan menghasilkan seperti yang dialami SD Inpres saat ini.

Sebelum kehadiran SD Inpres Sanenu yang ada sekarang ini, sudah ada gagasan sekolah yang harus ada di Sanenu, akan tetapi oleh karena kurangnya informasi dan transportasi saat itu, maka SD Inpres yang seharusnya berlokasih di Sanenu berpindah tempat di Puan tepatnya di pusat Desa Bokong.

Sekolah yang seharusnya ada di Sanenu tapi berpindah tempat di Puan karena waktu itu, ketika bahan bangunan diangkut bukannya di antar ke Sanenu tetapi ke Bokong (nama Desa di kampung Puan) yang dinamakan SD Inpres Puan.

Walaupun harus melewati berbagai tantangan, namun mimpi untuk terus memperjuangkan kehadiran sekolah di Dusun Sanenu oleh 17 KK yang dipimpin oleh bapak Eliud Batmalo tak padam.

Bapak Eliud Batmalo berjuang untuk membuka akses jalan, sambil berjuang agar akses jalan harus ada agar dapat menghubungkan Baumata ke Sanenu (waktu itu belum ada jalan raya).

Waktu yang ditunggu tiba, peletakan batu pertama pembangunan SD INPRES SANENU oleh Bupati kupang Tahun 1982 yaitu bapak Ady Moningka pun tercapai.

Ada juga kisah lain yang mampir ke pena penulis, entah bagaimana ceritanya? Namun menurut salah satu sumber bahwa pada saat itu SD Inpres Sanenu seharusnya berlokasi di Oebufu tetapi karena lokasihnya belum jelas maka sekolah tersebut dipindahkan ke Sanenu bersama dengan seorang gurunya bernama Nahun Tafui.

Kepala sekolah waktu itu ialah bapak Yesaya Bollo, dan guru gurunya adalah Nahum Tafui yang menjabat sejak penempatan sampai pensiun Tahun 2018), Silas Fallo (pindah dari Sabu ke Sanenu tahun 1982 dan pensiun tahun ajaran 2015/ 2016).

Kepala sekolah pertama SD Inpres Sanenu yakni Yesaya Bollo, kemudian Samuel Nesimnahan, Yunus Taopan dan kepala sekolah saat ini (2019) Marselinus P. Djata ,S.Pd.

Setelah SD Inpres Sanenu, pergumulan masyarakat terus berlanjut untuk berusaha hadirkan Sekolah Tingkat Pertama (SMP). Mimpi ini terjawab dengan adanya SMP 2 TAEBENU SATAP Tahun 2007. Masyarakat kemudian terus berusaha tentang kemajuan pendidikan, dan hadirlah PAUD MELATI SANENU, lalu di tahun 2012 di Sutin Sanenu ada pendidikan Sekolah menengah tingkat atas yakni SMA NEGERI 2 TAEBENU di Sanenu.

Kampung Sanenu sendiri jika dilihat dari sudut pandang wilayah, maka daerah ini adalah wilayah pemerintahan desa yang terluas di Kecamatan Taebenu dari 8 desa yang ada.

Menurut penulis, apa yang lebih penting sehingga perkembangan di Sutin Sanenu berjalan maju? Jawabannya adaah selalu berpikirb positif untuk kemajuan, Berdoa dan bekerja bersama.

Keberhasilan yang di dapat bukan karena kuat dan hebatnya orang tua dan masyarakat, tetapi oleh karena kebersamaan persatuan dan kesatuan yang diikat oleh adat dan budaya setempat. (***Bersambung)

Pos terkait