Calon TKI Ilegal Kembali Ditahan Tim Satgas di Bandara El Tari Kupang

Kupang-InfoNTT.com,- Petugas Satgas TKI kemabli mencekal empat orang Calon Tenaga Kerja Ilegal Tujuan Kupang-Denpasar dengan menggunakan pesawat Lion Air Jt – 925 yang hendak bekerja sebagai karyawan di sebuah Filla, Kamis (20 Juni 2019) pukul 14.15 Wita bertempat di depan pintu cek in Bandara El Tari.

Informasi yang dihimpun media ini, Calon Tenaga Kerja Ilegal tersebut atas nama Yustina Leolmin (mantan TKI di Malaysia, Diana Sisilia Nahas, Angelinus Balan dan Emilius Naiobe. Keempat orang calon tenaga kerja ilegal tersebut saat diinterogasi mengaku dikirimkan tiket pesawat dari saudara Robianto Lolomsaid Warga Eban (Kabupaten TTU) yang bekerja sebagai Karyawan Fila di Denpasar.

Bacaan Lainnya

Menurut Volkes Nanis, SH.,M.H, salah satu Tim Satgas TKI Nonprosedural Bandara El Tari Kupang yang dikonfirmasi media ini (20/6), pencekalan ini dilakukan karena yang bersangkutan akan bekerja keluar daerah secara ilegal dan tidak memiliki dokumen yang resmi dan keberangkatannya ditunda sampai kelengkapan administrasi dipenuhi.

Dirinya menambahkan jika kejadian ini terus berlanjut maka kasus kasus trafficking tidak akan selesai. Di mana banyak tenaga kerja asal NTT yang berangkat ke luar daerah tanpa melewati proses yang semestinya. Hal ini tentu sangat miris, apalagi calon TKI ini berasal dari kampung yang kebanyakan tidak memiliki KTP.

“Harus ada sosialisasi dari pemerintah khususnya Pemda kepada masyarakat di desa desa, agar hal-hal ini tidak perlu terjadi. Contohnya ada yang ingin berangkat kerja dengan umur 20 Tahun tapi KTP saja tidak ada, dan ini tidak bisa kami biarkan karena nanti yang pemerintah juga yang akan pusing kalau ada masalah di tempat mereka (tenaga kerja) bekerja,” ungkap Volkes.

Ditambahkannya, admistrasi yang dibawa tidak hanya surat perjanjian atau sejenisnya, tapi semua persyaratan administrasi yang sudah ada dalam aturan harus dipenuhi. Ini dimaksudkan agar ketika tenaga kerja ini bermasalah maka pemerintah bisa bertanggungjawab.

“Kasihan orang tua mereka di kampung, tidak tahu apa-apa dan anak mereka pun jadi korban. Ini harus terus disikapi, dengan harapan bisa mengurangi angka Kematian khususnya bagi TKI,”ujar Vokes.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *