
Kupang-infontt.com,- Yoyarib Mau salah satu calon anggota DPRD Kabupten Kupang dari daerah pemilihan (Dapil) 1 dengan nomor urut dua siap mengabdi serta melayani masyarakat. Ketulusan untuk bekerja bersama kepentingan rakyat yang selama ini terabaikan.
Ditemui infontt.com, Sabtu (07/08/2018) Yoyarib menceritakan soal persiapan dirinya maju menjadi calon legislatif 2019 di Kabupten Kupang, bahwa pada dasarnya anggota dewan kerjanya menjalankan amanat rakyat, tidak boleh seenaknya mengorbankan kepentingan rakyat.
“Persiapan saya yakni jangka panjang dan jangka pendek. Kalau jangka panjang itu sudah dilakukan dengan membenahi diri soal ide dan gagasan serta
kemampuan untuk berdialektika ketika ada di dalam gedung parlemen,”ujarnya.
Menurut Yoyarib, pembenahan dan persiapan diri yang matang sangat sangat sulit, karena hari ini orang hanya menyiapkan bagaimana kuat secara ekonomi (uang) agar kemudian bisa membeli suara. Tetapi mereka (calon legisltif) lupa bahwa untuk matang, dirinya harus sudah bisa menyiapkan diri dari jauh-jauh hari jika bertarung sebagai anggota DPRD.
“Persiapan ini yang kita kenal dengan pendidikan karakter, di mana hal ini sangat penting bagi kita terutama bagi para politisi karena pendidikan karakter dalam dunia politik ini dijadikan sebagai wadah atau proses untuk membentuk pribadi kita menjadi pribadi yang baik,”jelasnya.
Politisi muda Nasdem ini juga menambahkan, keterlibatan sebagai anggota gerakan mahasiswa aktivis itu jauh, karena hal tersebut hanya untuk melatih kemampuan berbicara, berargumentasi dan bagaimana mengendalikan atau menjalankan forum karena masih banyak yang saat ini hanya membiasakan diri dengan mengandalkan finansial saja.
Menurut Yoyarib, sangat disayangkan jika calon legislatig hanya mampu membeli suara, kemudian duduk sebagai anggota DPR tetapi tidak berbuat apa-apa. Berbicara saja sangat sulit, apalagi mengawal aspirasi suara rakyat di parlemen.
Sedangkan jangka pendeknya, dirinya selalu membangun komunikasi dengan masyarakat, menyampaikan kemampuan atau kelebihan dirinya untuk kemudian bisa menjadi alasan bagi masyarakat untuk memilihnya.
“Politik itu tidak harus mobilisasi massa, tetapi kita harus melakukan pendekatan-pendekatan pada kelompok kecil atau perorangan untuk kemudian bagaimana meyakinkan bahwa kita memang layak maju sebagai legislator. Kita cukup menyakinkan perorangan saja, kemudian orang itu menjadi pioner kita untuk berperan kepada masyarakat banyak,”tegasnya.
Persoalan yang dihadapi sekarang menurut Yoyarib adalah masyarakat melihat bahwa arena politik atau pesta politik mulai dari tingkat daerah sampai nasional ialah arena di mana orang bisa petik atau menampung keuntungan dari situ dengan cara proposal dan lain sebagainya.
Lanjutnya, masyarakat selalu menjadikan calon anggota legislatif sebagai penyumbang dalam setiap kegiatan. Pemahaman inilah yang harus di ubah, karena jika ini dilakukan artinya rakyat sedang mendorong sang legislator untuk nanti ketika terpilih bisa korupsi karena pastinya dia mencari keuntungan untuk kemudian mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan ke proposal tadi.
Ada cara untuk mengatasi hal di atas yakni harus membangun kegiatan ekonomi di tengah masyarakat. Hal ini bukan untuk menjadikan tujuan utama pembentukan basisi, tapi untuk proses membangun usaha ekonomi kecil (ekonomi mikro) atau untuk membina kelompok-kelompok di desa agar kebutuhan ekonominya benar-benar maju.
“Kita membantu masyarakat harus tulus, jangan karena kepentingan lalu kita mengorbankan masyarakat. Kasihan kalau masyarakat yang hidup dengan ekonomi lemah terus mereka dibohongi lagi, kita harus sadar bahwa suara mereka yang mengantarkan kita ke kursi parlemen,”jelas Yoyarib.
Laporan: Julio Faria
Editor: Redaksi