Oelamasi-InfoNTT.com,- NTT khususnya Kabupaten Kupang sangat kaya akan emas hijau. Apalagi saat ini sudah masuk ke musim hujan, di mana pada musim penghujan surplus pakan ternak sangat melimapah. Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Bambang Permana, Senin (12/11/2018) di ruang kerjanya.
Menurut Bambang, jika pakan melimpah maka kondisi ternak yang produktif di Kabupaten Kupang hampir ada di Amarasi keseluruan, seperti Amarasi Barat, Amarasi induk, Amarasi Selatan dan Amarasi Timur itu bisa tampung sampai lima ribu ekor khusus pengemukan saja. Karena selama ini indikator kurang produktif setiap tahun karena ribuan batang pohon lamtoro itu dijual ke Kota Kupang dengan harga 1.500 (seribu lima ratus rupiah).
Lanjutnya, satu poin penting bahwa jika dilihat serta dikonversikan ke dalam pakan ternak dengan jumlah ratusan pohon ini, maka ada ribuan ekor sapi yang bisa dikembangkan. Keseriusan dalam sistem peternakan sangat diperlukan, karena catatannya 300 kilogram untuk penggemukan bisa mencapai satu sampai dua tahun, tapi kinj sudah bisa diperpendek menjadi 3 bulan.
“Mungkin orang lain menganggap tidak mungkin, tetapi hal ini sangat mungkin karena sudah terbukti. Gubernur sendiri sudah sampai di titik lokasi yang ada, seperti di kelompok fajar pagi di Desa Raknamo,”ujar Bambang.
Ia menambahkan, ada sapi yang difasilitasi dari dana kur di Bank NTT dengan harga modal 6 juta setiap ekor, dan dalam waktu tiga bulan sudah bisa menghasilkan uang minimal 2,5 juta sampai 4 juta. Artinya dalam satu tahun sudah bisa mengasilkan 10 juta.
Bagi Bambang, saat inu pemerintah sudah mulai melakukan kepasitas ekonomi masyarakat dan ini sudah dilakukan, bukan hanya sekedar wacana. Ini yang namanya revolusi dan hal inilah yang saat ini dibuat di NTT. Semoga kedepan juga ada investasi yang berani masuk di peternakan ini dan melakukan hal besar, minimal penggemukan capai 3 ribu ekor.
Bambang memberikan contoh konkrit sukses dalam penggemukan sapi. Lihat saja kemarin ada 25 wanita yang profesinya sebagai TKW, dan sekarang tidak lagi, kerjanya saat ini haya memelihara sapi dan babi, dan paling sedikit hasil penjualan ternak sudah bisa menghasilkan tujuh juta lebih dalam waktu 3 bulan.
“Gerakan membangun ini sebagai wujud untuk terus mendukung program Gubernur dan Bupati agar NTT bisa menjadi gudang ternak. Terkait ternaknya menjadi urusan swasta jadi kita asuransikan agar jauh lebih baik,”jelasnya.
Bambang juga mengakui, jika ingin membantu pemerintah untuk moratorium TKI tentu lebih bagus lagi dan sangat bisa, Hal ini agar kedepan desa menjadi kawasan ekonomi, di mana ekonomi desa mempunyai loncatan yang bagus.
“Jika kita benar-benar ingin tekun dan fokus dalam strategi ini, maka tenaga-tenaga mudah dan masyarakat yang ada di desa tidak lagi pergi mencari kerja di luar negeri, karena dengan adanya ternak di kampung mereka sudah bisa mandiri dalam menghasilkan uang untuk menunjang ekonomi,”pungkasnya.
Laporan: Julio Faria
Editor: Redaksi