Kisah Perjuangan SMP Negeri 6 Nekamese Dalam Mencerdaskan Anak Bangsa

Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Nekamese
Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Nekamese

Kupang-infontt.com,- Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Nekamese di tahun ajaran 2018 ini mengalami penurunan jumlah siswa lagi. Hal ini disampaikan langsung oleh Yulianti Pulungtana, S.Pd kepada media ini, Senin (15/10/2018) di ruang kerjanya.

Menurut Yulianti, guru-guru selalu mengeluh karena beberapa tahun terakhir ini jumlah siswa terus berkurang, karena banyak anak-anak yang memilih untuk sekolah di kota, yakni SMP Negeri  12 di Sikumana dan SMP Negeri 7. Ketertarikan siswa sekolah di kota karena di sana (sekolah di kota) ada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Bacaan Lainnya

Yulianti sendiri ketika pertama kali mulai bertugas sebagai kepala di SMP N 6 Nekamese, dirinya selalu melakukan pendekatan dengan para orang tua tokoh masyarakat, para RT, RW, Dusun dan lain sebagainya. Karena sekolah ini berdiri untuk anak-anak yang setelah tamat dari SD yang ada di sini, mereka bisa dapat melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 6 Nekamese ini.

“Yang perlu dihindari adalah ketika anak-anak minta dibuatkan surat untuk keluar bersekolah di kota, seharusnya tidak boleh diijinkn oleh pihak pemerintah. Pemerintah desa juga harus bisa mensosialisasikannya kepada masyarakat untuk tetap menyekolahkan anaknya ke sini,”ujar Yulianti.

Ia menambahkan, saat ini masih dalam proses pemulihan hubungan dengan masyarakat, karena ada hal-hal yang kurang bagus seperti putus komunikasi antara orang tua dan para siswa khususnya ketika ada persoalan di sekolah.

Yulianti menjelaskan bahwa ketika pihak sekolah memberikan tindakan sangsi atau teguran yang semestinya siswa meneruskan dan menyampaikannya kepada orang tua malah sebaliknya hal tersebut tidak dilakukan. Terkadang orang tua pun tetap berpikir dengan pendapatnya sendiri yang didengar dari anak.

“Seharusnya yang dipahami adalah guru ketika memberikan sanksi kepada siswa berarti ada sesuatu yang salah pada anak sehingga guru memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis sehingga suatu kebijakan yang di coba ambil ini harus di kembalikan kepada orang tua untuk dikontrol ketika di rumah,”jelasnya.

Menurut Yulianti, para orang tua harus tahu bahwa guru itu berperan sebagai orang tua, sedangkan  tugas orang tua dan pemerintah desa adalah mengontrol aktifitas anak di rumah dan lingkungan. Jadi tiga komponen ini harus saling mendukung untuk kemajuan anak dan tentunya harus tetap menjaga agar komunikasi harus berjalan dengan baik.

“Ada kesepakatan antara sekolah dan orang tua, di mana kami membuat suatu catatan yang namanya buku konsultasi. Jadi ada catatan persoalan yang dialami oleh setiap anak, dan setiap guru memberikan suatu teguran lisan atau tertulis terkait kedisiplinan siswa maka harus dicatat,”ujarnya.

Yulianti mencontohkan, ketika anak terlambat apel, di mana seharusnya pukul 7 tepat sudah ada di sekolah untuk apel pagi, tapi karena datangnya 07: 20 maka itu sudah di anggap terlambat. Jadi nama siswa tersebut dimasukan ke dalam buku catatan tersebut agar orang tuanya tahu bahwa guru sudah  mencatat dan memberikan disiplin untuk siswa yang bersangkutan, dan hal ini dilakukan agar hari berikutnya tidak terlambat lagi.

Yulianti juga keluhkan kurangnya fasilitas ruang UKS, ruang BP dan ruang BK. Dari pihak sekolah  sementara usahakan agar tahun depan bisa mengadakan UNBK dan sudah mencoba dua kali untuk meminta bantuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Surat pengajuannya sudah sampai ke kementrian dan pihak sekolah diminta untuk memasang jaringan internet. Namun kendala saat ini adalah SMP Negeri 6 Nekamese masih jauh dari jaringan internet.

“Kami berharap secepatnya di tahun 2019 atau 2020 UNBK sudah  bisa di laksanakan di sini. Sekolah juga sudah komunikasi dengan orang tua serta komite minggu yang lalu, dan mereka sudah menyumbang 1 unit komputer di sekolah ini,”jelasnya.

SMPN 6 Nekamese juga membuat kegiatan ekstra setiap hari sabtu, yakni kegiatan minat bakat seperti menari, bermain pimpong, futsal, bola voli dan paduan suara serta ada juga kegiatan pembinaan rohani. Pihak sekolah juga menyelenggarakan lomba Olimpiade SAINS untuk mata pelajaran IPA, Matematika dan IPS.

“Kami bersyukur sekai karena tahun ini ada siswa  atas nama Valentine Irene yang juara 3 untuk olimpiade Sains IPS di tingkat Kabupaten Kupang dan menjadi wakil Kabupaten Kupang ke tingkat Provinsi. Meskipun belum sempat memperoleh hasil yang memuaskan, namun kami berbangga karena untuk 6 sekolah yang ada di Kecamatan Nekamese ini hanya sekolah kami yang bisa tembus ke tingkat provinsi,”ungkap Yulianti.

Yulianti sendiri sudah mulai bertugas sebagai Kepala Sekolah di SMPN 6 Nekamese sejak 10 Januari 2018. Sekolah ini terletak di Jalan R.H. Koroh, Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.

Laporan: Sigit Seran

Editor: Redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *