
Kupang,- Pulau Timor selama ini mungkin hanya dikenal karena ada sebuah negeri yang belum lama berpisah dari bumi pertiwi. Selain itu, mungkin yang ada di benak kita adalah sebuah pulau yang gersang, sulit air, dan penuh dengan savana.
Tak heran jika tempat ini tidak terlalu menarik untuk dijadikan destinasi wisata atau petualangan. Anggapan itu memang tidak sepenuhnya salah, bila kita sudah pernah menjelajahinya.
Namun berbeda dengan yang dialami oleh Komunitas Motor Bakti Kupang ketika melakukan Touring selama lima hari mengelilingi pulau Timor atau berkunjung ke lima Kabupaten di Timor yakni Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Malaka dan Kabupaten Belu.
Bekerja sama dengan Dealer Motor Yamaha Sekawan, Komunitas Motor Bakti pun memulai misi mengelilingi pulau Timor pada tanggal 22 November 2018 dari Kabupaten Kupang. Dilepas oleh Kepala Cabang Yamaha Sekawan Motor Kupang, Komunitas Motor Bakti pun memulai perjalanan dengan dua misi yakni aksi sosial dan menikmati panorama alam pulau Timor.
Sepanjang perjalanan menyusuri Jalan Trans Timor dari Kupang pemandangan indah mulai terasa setelah melewati perbatasan Kabupaten Kupang dengan kabupaten TTS. Jalanan mulai menanjak dan berliku, diiringi oleh pemandangan hijau yang dibelah oleh Sungai Noelmina.
Setelah menempuh waktu 2 jam perjalanan dan ditemani guyuran hujan yang cukup deras, tim penjelajah ini pun tiba di perbatasan kota So’e, yang mirip Lembang karena letaknya di pegunungan. Dijemput teman-teman dari Yamaha Sekawan Motor Cabang Soe, rombongan komunitas motor pun secara beriringan diarak menuju pasar inpres Soe untuk bakti sosial.
Ketika memasuki kota ini, dingin pun mulai terasa menusuk tulang. Karena Kota Soe dikenal sebagai salah satu tempat melepas penat di akhir minggu terutama bagi warga yang hobby jalan jalan karena udaranya yang sangat sejuk.
Setelah bakti sosial dan doa bersama di dealer Yamaha Sekawan, perjalanan pun dilanjutkan menuju Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara. Kondisi jalan relatif mulus dari Soe hingga ke Kefamenanu.
Ketika memasuki wilayah Kabupaten TTU, mata menjadi segar karena sepanjang perjalanan tim Touring melewati pemandangan alam di kiri kanan jalan yang sangat indah apalagi di musim hujan. Tapi ada yang disayangkan karena salah satu motor teman kami Upe harus digantung pada bus karena tali kipasnya putus (motor Xeon). Usai mengurus motor teman kami, kami pun melanjutkan perjalanan ke Kota Kefa atau dikenal dengan sebutan Kota Sari.
Dalam waktu 2,5 jam Komunitas Motor Bakti pun tiba di Kefamenanu dan langsung menuju Dealer Yamaha Sekawan Motor Kefa dan selanjutnya dengan batuan Bupati TTU bapak Rey Fernandes kami diantar ke Hotel Ariesta yang terletak tidak jauh dari kantor Bupati.
Esoknya, kami memulai aktivitas seperti dalam misi yakni memilih sampah, kali ini kegiatan bakti sosial berpusat di terminal bus kota Kefa. Bisa di bilang, Kota Kefa merupakan salah satu kota yang cukup lumayan bersih karena sampah tidak terlalu banyak yang kami temui dan hampir di setiap sudut kota ada bak sampahnya.
Selanjutnya tim Motor Bakti melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Malaka. Masuk lewat pertigaan Halilulik, tim pun disuguhi pepohonan dan hutan yang tumbuh subur dengan kondisi alam yang masih natural.
Dari perjalanan ke Kota Betun ibukota Kabupaten Malaka ini, kami bisa menyimpulkan bahwa tanah Malaka sangat subur karena selain memiliki lapisan tanah jenis berpasir dan hitam juga dikondisikan dengan curah hujan yang relative merata sepanjang tahun. Daerah Malaka yang subur tersebut membuatnya potensial untuk dikembangkan menjadi daerah peternakan dan pertanian.
Sampai Kota Betun, dengan bantuan sahabat dari komunitas ini yakni Om Yulius Seran, kami pun mendapatkan penginapan di Hotel Ramayana. Keesokan harinya, kami langsung ke dealer Yamaha Sekawan cabang Malaka untuk melakukan aksi sosial yakni memilih sampah di pasar Beiabuk.
Usai kegiatan, kami melanjutkan perjalanan lagi ke kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Atambua adalah kota di Pulau Timor yang menjadi ibu kota Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste. Menyusuri jalanan di sini berarti merasakan degup kehidupan di kawasan terdepan Indonesia.
Atambua adalah kota yang tak jauh dari pantai utara Pulau Timor. Bila ke selatan, jalanan akan semakin menanjak dan bukit-bukit akan terlihat jelas. Namun, untuk Atambua sendiri, permukaannya relatif datar bila dibanding wilayah-wilayah kecamatan di sebelah selatan.
Sampai di pintu gerbang kota Atambua, tim berhenti sejenak untuk foto bersama dan selanjutnya meneruskan perjalanan ke dealer Yamaha Sekawan Motor Atambua. Kami pun menyempatkan waktu untuk bakti sosial bersama karyawan Yamaha sekawan Atambua di sekitar lingkungan dealer.
Selanjutnya tim menuju tempat penginapan untuk doa bersama mengucap syukur karena sudah menyelesaikan misi di lima kabupaten. Usai beristirahat kurang lebih 2 jam, tim Touring pun menyempatkan waktu mengunjungi kota perbatasan Motaain (batas Negara Republik Indonesia dan Negara Timor Leste).
Kurang lebih 1 kilometer dari pintu gerbang Motaain, Kameramen kami pun jatuh dengan motornya. Faktor kelelahan menjadi alasannya karena Touring selama 3 hari perjalanan tidak mendapatkan istirahat yang cukup, untuk tidak ada luka serius dan kami pun melanjutkan perjalanan.
Ada hal yang mungkin tidak terbayang ketika ke perbatasan Motaain yakni pos perbatasan negara menjadi objek wisata. Pos Lintas Batas Negara di Motaain, Atambua sukses menarik wisatawan untuk datang dan berfoto termasuk anggota Komunitas Motor Bakti Kupang.
Kenapa bisa jadi tempat berfoto? Karena gedungnya baru, desain arsitekturnya keren dan banyak spot untuk foto-foto. Setidaknya itulah beberapa alasan orang datang berwisata ke PLBN Motaain dan bagi pembaca yang belum sempat ke Motaain, alangkah baiknya sediakan waktu untuk berkunjung ke sana.
Ada satu alasan selain anggota Komunitas Motor Bakti berkunjung ke pos perbatasan Motaain, yakni ingin melihat dan berjabatan tangan dengan Joni Kala, anak yang sempat viral beberapa bulan lalu pas upacara hari kemerdekaan, di mana dia menyelamatkan sang saka merah putih yang tersangkut di atas tiang dengan cara memanjati tiang bendera tersebut.
Kami pun bertemu Joni bersama ibunya dan langsung menyerahkan dua buku untuk Joni karya Heronimus Bani dengan judul “Joni Kala, Bintang Kecil dari Perbatasan NKRI-RDTL”. Dengan rasa bangga Joni pun mengucapkan terimakasih kepada sang penulis dan juga komunitas Motor Bakti yang sudah bersedia mengantarkan bukunya sampai ke rumah.
Hari keempat tim pun bergerak balik ke Kota Kupang dengan melewati jalan trans utara pulau Timor menuju kota Kefamenanu. Selama perjalanan tim disuguhi pemandangan alam yang indah terbentang di setiap sudut jalan.
Harus diakui bahwa selain jalur selatan pulau Timor, ternyata jalur utara juga tidak bisa diragukan potensi alamnya. Tim menyempatkan waktu beberapa kali untuk berhenti berfoto sebelum melanjutkan perjalanan ke Tanjung Bastian.
Berwisata ke Tanjung Bastian, anda dapat menikmati pantai yang masih asli dengan panorama alam pantai yang indah, jurang karang, pasir putih, pepohonan bakau yang dihuni kelelawar dan kawanan kera. Disini, anda dapat menikmati kesegaran air laut pantainya dengan berenang. Ketika senja menjelang, sempatkanlah menikmati keindahan matahari terbenam di Tanjung Bastian. Beberapa bangunan semacam cottage telah dibangun di sepanjang jalur pantai. Bagi anda yang ingin beristirahat, anda bisa memanfaatkan cottage ini. Selain cottage, pantai Tanjung Bastian juga dilengkapi dengan deretan rumah makan yang akan menyuguhkan beragam makanan laut.
Pantai Tanjung Bastian tidak hanya dijadikan sebagai objek wisata, melainkan juga sebagai tempat atau arena menggelarkan event-event olahraga seperti pacuan kuda. Jalur pacuan kuda yang ada di Tanjung Bastian merupakan salah satu jalur pacuan yang paling indah dan paling bagus di seluruh Indonesia.
Jalur pacuan Tanjung Bastian memiliki kekhususan dimana pasir alam dari pantai berwarna putih sebagai landasan pacu. Di sebelah selatan pacuan terdapat sebuah panggung untuk penonton. Kapasitas tribune atau panggung penonton cukup untuk 100 orang dan bila saat final, penonton berdatangan dari segala penjuru provinsi.
Pacuan Kuda Tanjung Bastian pun telah rutin digunakan sebagai lokasi kejuaraan pacuan kuda. Setidaknya setahun ada tiga sampai empat lomba pacuan kuda yang diadakan di tempat ini.
Usai menikmati alam di Tanjung Bastian, kami pun melanjutkan perjalanan ke Kota Wini. Wini sendiri merupakan salah satu daerah di Kabupaten Timur Tengah Utara-NTT. Wini merupakan wilayah Indonesia yang merupakan daerah perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste.
Laut utara Pulau Timor adalah lautan biru yang tenang merupakan gerbang alami yang menyambut setiap tamu yang berkunjung ke Wini. Bahkan pernah rombongan kapal Sail Komodo berlabuh dan beristirahat sejenak menikmati keindahan alam yang indah.
Selain lautannya yang biru dan tak bergelombang, Wini adalah salah satu tempat dengan bebukitan yang terukir secara alami oleh alam. Sebuah tempat yang sangat baik untuk melepas lelah sehabis melakukan perjalanan yang panjang.
Pulau Timor dan Pulau-Pulau lainnya di Nusa Tenggara Timur memiliki banyak pantai yang menawarkan pemandangan indah termasuk fenomena alam sunset dan sunrise Dan di Wini kedua fenomena alam ini dapat dinikmati. Meski pantai ini tidak berpasir putih namun memiliki pesona yang tidak kalah dengan pantai berpasir putih lainnya. Yang terutama adalah pantai ini tetap dijaga kebersihannya.
Selanjutnya tim Touring melanjutkan perjalanan ke Kota Kefamemamu dengan melewati perjalanan yang indah. Kurang lebih 1,5 jam perjalanan dengan cuaca hujan yang sangat deras, tim pun sampai ke Kota Kefa dan secara resmi misi Touring Komunitas Motor Bakti Kupang pun selesai.
Ayo teman-teman jelajah Pulau Timor, karena pulau Timor adalah salah satu wilayah di Indonesia yang menyimpan kejutan mengagumkan. Pulau Timor memang dikenal memiliki cuaca yang panas, namun siapa yang menyangka bahwa keras dan keringnya Pulau Timor ternyata menyimpan jutaan pesona kekayaan alam yang menakjubkan.
Pantai berpasir putih dengan perairan yang jernih, hutan yang unik nan menarik, serta kehidupan suku suku Timor yang hingga detik ini masih menjaga tradisi makin memperkaya Pulau Timor. Jadi jangan lupa berkunjung ke Timor, khususnya anak-anak asli Timor sudah semestinya kita promosikan destinasi alam kita kepada orang luar bahwa tanah Timor itu indah. Salam
Penulis: Chris Bani