Ibu Kandung Korban Pemukulan Siswa di SMA Advent Ponain Mengharapkan Keadilan

Ilustrasi
Ilustrasi

Amarasi-infontt.com,- Viralnya video penganiayaan yang dilakukan oleh salah satu guru SMA Advent Ponain kepada anak muridnya di media sosial mendapat respon yang beragam dari netizen.

Setelah mencari informasi, akhirnya Jumat (16/3/2018) sore media ini berhasil mewawancarai Anggi, siswa atau korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Pelaku Erik Ataupah yang merupakan gurunya sendiri.

Bacaan Lainnya

Kepada awak media Anggi menceritakan kronologis kejadian, dimana pada saat itu dirinya sedang mengikuti ujian praktek seni budaya yakni menari.

“Kami menari bebas, jadi waktu menari sampai pertengahan lagu, pak Erik Ataupah menegur dari atas bilang ANGGI LU PUNG MENARI TU, lalu saya menjawab SONDE PAK MEMANG KATONG GOYANG BEGITU,”cerita korban.

Menurut Anggi, setelah itu gurunya (Erik Ataupah) langsung turun pukul. Pukulan sebanyak empat kali terjadi di lapangan voli, korban lalu melarikan diri tapi pelaku mengikuti lagi dan pukul sekitar 8 kali. “Pak Erik pukul kena di bagian kepala, pipi dan kendok. Sempat  beta di cekik,”ungkapnya.

Ia menambahkan, sejak kejadian tersebut dirinya merasa sangat malu dengan teman teman dan sempat berpikir untuk tidak melanjutkan sekolah lagi karena takut dan trauma, tapi ibu kandungnya menyuruh untuk tetap sekolah.

“Bagaimana saya tidak malu kaka, pukul saya di banyak orang, sedangkan saya sendiri tidak merasa melakukan kesalahan yang merugikan guru saya sendiri,”ujar anak yang sejak kecil tinggal sama neneknya ini.

Setelah mendapatkan perlakuan yang tidak wajar tersebut, Anggi lalu menuju Polsek Oekabiti untuk melaporkan hal tersebut. “Saya sempat visum dan hasil visum masih ada di kantor polisi,”katanya.

Sedangkan Ibu Kandung korbang, Siti mengatakan bahwa sebelumnya dirinya tidak terlalu mempercayai tapi setelah melihat video Ia yakin anaknya tidak salah. “Ketika saya nonton di video yang saya rasakan adalah perasaan sebagai seorang ibu, dan rasanya sangat sakit. Bahkan makanan saja saya sudah tidak bisa telan,”akunya sambil menangis.

Bagi Siti, anaknya adalah korban jadi sejauh apapun perjuangan ini,  Ia akan terus berusaha untuk anaknya. Harapannya setelah melaporkan kasus ini ke polisi, semoga ada keadilan itu saja, ada keadilan untuk Anggi.

“Seandainya tidak ada yang memisahkan maka saya tidak tahu apa yang akan terjadi terhadap anak saya. Pelaku pernah datang dua kali untuk  minta maaf, tapi karena anak saya Anggi tidak ada jadi kami belum bisa bicara,”jelasnya.

Siti berharap anaknya mendapat keadilan, karena dirinya sangat yakin Anggi tidak mungkin melakukan sesuatu kesalahan fatal di sekolah. Ataupun kalau ada kesalahan seharusnya guru sebagai pendidi setidaknya menegur atau memberikan sanksi lain, bukan mengkriminalisasi anaknya.

“Pelaku sudah datang meminta agar laporan polisi di tarik kembali, tapi saya bilang tidak bisa. Anak saya bukan barang yang seenaknya diperlakukan dengan tidak wajar,”ungkap Siti.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait