Amarasi Selatan, infontt.com Jumat, 1 Desember 2017 menjadi hari terakhir hidup seorang guru di SD Inpres Buraen. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Wirasakti Kupang.
Minggu, 3 Desember 2017, upacara pemakaman (subat) berlangsung dua kali; menurut agama yang dianut dan menurut tata cara kedinasan.
Inspektur upacara, Sekretaris Dinas P & K Kabupaten Kupangm, Drs. Guntur Taopan mengingatkan masyarakat agar memberi ruang dan waktu yang luas dan lama jika ingin menilai hasil kerja guru. Guru melakukan investasi pengetahuan, ketrampilan,sikap dann perilaku. Jangan melihat guru hanya pada saat siswa lulus dengan prosentase tertentu. Bila prosentase rendah, masyarakat langsung menjastis guru sebagai biangnya kegagalan.
Di akhir pengabdian seorang guru seperti Ibu Hendrina (Hendriana) Penu Moy, kita hadir dan memberikan penghormatan terakhir sebagaimana layaknya dan sepantasnya.
Drs.Guntur Taopan menyatakan terima kasih pada keluarga Penu Moy dan Nenosiki yang telah menyerahkan Hendrina (Hendriana) Penu Moy sebagai bagian dari upaya bersama mencerdaskan kehidupan bangsa. Pernyataan bela sungkawa disampaikan Drs. Guntur Taopan mewakili Pemerintah Kabupaten Kupang, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.
By : Heronimus Bani