Amarasi Raya, infontt.com Pelayanan kasih (diakonia) oleh jemaat-jemaat (gereja) telah berlangsung sepanjang sejarah adanya gereja. Diakonia dalam bentuk karikatif dan transformatif dipraktikkan oleh gereja-gereja kepada umat/anggota jemaatnya sesuai kondisi-kondisi tertentu yang disepakati oleh jemaat. Perhatian pelayanan ini biasanya ditujukan kepada para janda, yatim-piatu, mereka yang terlantar dan para lansia.
Banyak gereja (jemaat) melakuan hal ini secara baik. Salah satu gereja di Klasis Amarasi Timur yang mempraktikkan pelayanan ini adalah Jemaat GMIT Pniel Tefneno’ Koro’oto. Jemaat ini telah melakoni pelayanan kasih secara riil sejak tahun 2002.
Bentuk nyata dari apa yang dilakukan adalah “memisahkan” pelayanan para Diaken (Samas). Mereka melakukan pendataan untuk mengetahui jumlah anggota jemaat yang layak mendapat pelayanan kasih. Selanjutnya mereka mengklasifikasinya dalam satuan waktu dan skala prioritas. Jumlah tertentu dilayani setiap 2 bulan, 6 bulan dan tahunan.
Pelayanan ini sifatnya karikatif. Kepada mereka diberikan material seperti sembako.
Pada Desember 2016, sebanyak 80 orang penerima diakonia karikatif terlayani dalam suatu kebaktian natal khusus yang disebut Natal Lansia dan Pelayanan Kasih. Kepada para penerima diakonia diberikan sejumlah hal: beras 5 kg, gula 1 kg, kopi, teh, dan susu (saset kecil). Nilai nominal dari hal-hal ini Rp100.000.- (seratus ribu rupiah) yang sama dengan 8 juta rupiah.
Selain itu, UPP Diakonia membangun kerja sama dengan Puskesmas Sonraen untuk pelayanan kesehatan para lansia dan anggota jemaat. Pelayanan ini dilakukan setiap bulannya. Diaken Lo Ami Nabukefi Otemusu menyampaikan bahwa program kerja pelayanan ini akan terus dikembangkan pada tahun pelayanan 2017.
Penulis: Heronimus Bani