Kebaktian/Misa Jumat Agung hari ini sangat-sangat berbeda dari biasanya. Mengapa berbeda? Biasanya jemaat pedesaan (seperti di Koro’oto) mengikuti liturgi yang disiapkan oleh MS.
Hari ini untuk pertama kalinya Mazmur 22 dinyanyikan oleh umat/jemaat.
Umat: Ya, Allahku, Ya Allahku.
Solo: mengapa Engkau meninggalkan aku
aku berseru-seru tetapi Engkau jauh
dan tidak menolong aku
Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang
tetapi Engkau tidak menjawab
dan pada waktu malam, tetapi juga tidak tenang
Umat: Ya, Allahku, Ya Allahku.
Solo: padahal Engkaulah yang
bersemayam di atas puji-pujian Isra’el
kepada-Mu nenek moyang kami percaya
Mereka percaya dan Engkau meluputkan mereka
kepada-Mu mereka berseru-seru
Mereka percaya Engkau, merekapun tidak dipermalukan
Umat: Ya, Allahku, Ya Allahku.
Solo: tetapi aku ini ulat dan bukan orang
cela bagi manusia dihina oleh orang
Semua yang melihat aku mengolok-olok
Mereka mencibirkan bibir dan berkata:
Ia berserah kepada Tuhan, biarlah Tuhan meluputkannya
Biarlah Tuhan mendapatkan, bukankah Tuhan berkenan kepadanya.
Umat: Ya, Allahku, Ya Allahku.
Sebagai yang dipercaya menyanyanyikannya, saya sungguh sangat tertegun. Sangat berkesan mendalam.
Hati dan seluruh raga ini bergoncang. Iringan musik pun ikut menggetarkan dada. Emosi iman terbangun.