
Mataloko-infontt.com,- Melki Laka Lena dalam kunjungannya ke kabupaten Ngada sempatkan diri berkunjung ke SMAS Seminari St. Yoh Berkhmans Toda Belu Mataloko, Sabtu (6/5/2017).
Dalam kunjungannya tersebut, melki laka lena bertemu Romo Nani Sonkares, Staf Pengajar Bahasa Inggris di Seminari Mataloko sekaligus pemerhati pendidikan di kabupaten ngada.
Romo Nani Sonkares ketika berbincang-bincang bincang dengan ketua YTMI mengatakan, perkembangan teknologi yang semakin canggih kini telah mengubah dunia pendidikan. Pembelajaran yang dulunya menggunakan cara konvensional berangsur-angsur berubah menjadi modern. Penggunaan alat-alat teknologi dalam pembelajaran memberikan banyak manfaat kepada peserta didik ataupun pendidik. Namun di balik itu semua, banyak pula dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut. Selain berbagai kendala, kita secara mental juga kurang siap dalam menghadapi tantangan jaman yang penuh inovasi.
Menurut Romo Nani, banyak hal yang dapat kita lakukan sekarang. Meski masih sangat sulit, kita harus berusaha memperbaharui diri menjadi lebih baik. Sebisa mungkin selalu mengikuti perkembangan jaman agar kita tidak tertinggal oleh daerah lain. Caranya sederhana saja, mulailah melatih diri kita dari sekarang dan dimulai dari hal yang kecil. Sebab, perkembangan anak didik itu berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan jaman.
Melki Laka Lena juga bertemu dengan Romo Idrus, Kepala SMAS Seminari St. Yoh Berkhmans Toda Belu Mataloko sekaligus meminta pandangan dari romo terkait persoalan pendidikan yang terjadi di NTT khususnya kabupaten Ngada.
Romo Idrus menjelaskan, bahwa beberapa hal yang dibahas yakni peran figur muda dalam politik, pendidikan dan situasi yang terjadi baik di daerah maupun nasional.
“Demokrasi Digital dalam dunia pendidikan merupakan pembelajaran yang efektif memerlukan suatu media yang mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyaknya,” ujar Romo Idrus.
Ia juga menambahkan, seiring dengan perkembangan jaman, maka teknologi informasi sangat berperan penting sebagai sarana untuk mendapatkan sumber informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Sedangkan Melki Laka Lena dalam diskusi bersama kedua Romo ini mengatakan bahwa sudah ada gong belajar dan ada beberapa macam bentuk, tetapi pada tatanan praktis pelaksanàannya berbenturan dengan perkembangan jaman dan peserta didik itu sendiri. Mindset pemikiran orang NTT masih kurang, menganggap pendidikan merupakan suatu hal yang biasa dan alami, sehingga kecenderungan anak ketika bersekolah tanpa mengetahi jelas tujuan mereka bersekolah.
“Jika NTT terlalu andalkan APBN maka kemiskinan akan terus bertambah dan daerah ini tidak akan berubah dan peran diaspora NTT sangat penting,jelas Melki.
Melki juga menambahkan, Panggilan terbesar orang NTT yang mengabdi di luar daerah sangat penting agar mereka busa berkontribusi kepada daerahnya sendiri.
“Pemda harus membuka kran untuk semua masyarakat memberi ide dan gagasan. Kadang kala Pemda dengan percaya dirinya sendiri mengatakan mampu tanpa bantuan orang lain, sebaliknya kita harus menghargai kapasitas dan potensi yang orang lain miliki juga,”tegas politisi Partai Golkar ini.(tim)