Kupang-infontt.com,- Jelang penetapan, Lusia-Paul Mella menguat di Internal PDIP Perjuangan dan Golka, konstelasi Pilgub NTT semakin dinamis menjelang penetapan Pasangan Calon (Paslon) dari PDIP Perjuangan. Wacana paslon Lusia Adinda Dua Hurak-Paul Mella semakin menguat, bahkan wacana paket ini juga menguat di internal Partai Golkar.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan telah mengeluarkan surat undangan dalam rangka memantapkan konsolidasi organisasi internal partai terkait Pilkada Serentak tahun 2018. Rapat tersebut akan di gelar kamis (14/12/2017) dengan agenda konsolidasi organisasi internal partai bertempat di kantor PDIP Perjuangan di Jalan Diponegoro No. 58, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam surat tersebut diundang sejumlah nama masing-masing Ketua PDIP NTT , Drs. Frans Lebu Raya, Raymundus Sau Fernandes, Marianus Sae, Noviyanto U. P. Lende, Lucia Adinda Lebu Raya dan Emy Numleni.
Terkait wacana ini, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar NTT, Feliks Pullu mengatakan hal tersebut sah-sah saja karena dinamika politik terus berubah setiap saat. Soal nama yang berkembang saat ini bisa saja ada.
“Soal wacana ini sah-sah saja, saya juga tidak cenderung mengatakan ia tapi bisa saja itu terjadi karena di Golkar saat ini juga belum ada yang final. Partai golkar sangat terbuka,” Ungkapnya.
Dia mengatakan Partai Golkar tidak terikat dengan orang per orang tapi sebagai sebuah sistem, Kalau ditanya saya tidak punya otoritas. Rujukannya yakni anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun peraturan dan juknis.
“Soal wacana (Lusia-Paul Mella) boleh saja karena ini demokrasi, Kami hanya dewan pertimbangan. Tapi keputusan yang akurat itu ada pada organisasi. Semua nama yang disebut bisa saja bagian dari politik dan semua bisa mungkin, karena itu juga bagian dari demokrasi,”ujar feliks.
Menurutnya, walaupun belum ada proses lamar atau mekanisme lainnya tapi sebagai organisa dirinya belum mengetahui. Feliks menjelaskan walaupun sekedar wacana sesama kader boleh saja dan soal nama yang berkembang belum ada informasi yang resmi.
“Bagi saya siapa saja yang berbuat silahkan saja walaupun belum ada komitmen. Sedangkan dalam internal Golkar saat ini ketua DPD I Golkar NTT, Melki Laka Lena sudah ditugaskan oleh organisasi untuk juga maju dalam Pilgub NTT sebagai Gubernur,”jelasnya.
Analis politik dari Universitaas Nusa Cendana (Undana),Akry Deo Datus mengatakan munculnya nama Lusia di injure time menandakan Politik itu seni kemungkinan. Karakter pemilih di NTT sejak tahun 1958 sampai dengan saat ini, saat memilih gubernur selalu memperhatikan keberagaman dalam masyarakat sehingga tetap menjaga keharmonisan dan keseimbangan.
“Seandainya kalau gubernur dari wilayah selatan maka wakilnya salalu dari utara, Vice Versa. Jika ibu Lusia dari utara maka di padukan dengan paul Mella dari Timor. Saya yakin akan sesuai dengan aspirasi sebagian besar masyarakat NTT,” kata Akri.
Demikian juga kandidat yang lainnya akan membangun keharmonisan, seperti Esthon Foenay yang berpasangan dengan Chris Rotok atau Beni Harman yang paduannya pasti dari Timor atau sumba. Hal yang sama bila Christo Blasin yang ditetapkan pasti memilih wakil dari wilayah selatan (Sumba atau Timor). (Jrg & Tim)
Mesti fokus…jangan asal cari popularitas