Kalabahi-Alor, infontt.com Sabtu-Minggu, (9-10/12/17) kru media ini berada di Kotaraja Kolana, Kecamatan Alor Timur. Kotaraja Kolana. Begitulah kru media ini menyebutkannya. Kru media ini mempunyai alasan tersendiri sehubungan dengan sebutan itu.
Kerajaan Taruamang rasanya kurang dikenal masyarakat dan dunia luar. Tempat yang sangat terkenal adalah Kolana. Kolana adalah pusat Kerajaan Taruamang. Kolana terletak di bibir pantai yang berhadap-hadapan dengan pulau Atauro Timor Leste.
Menurut penuturan tokoh-tokoh masyarakat di Kotaraja Kolana, hubungan kerajaan Taruamang dengan dunia luar telah berlangsung lama. Misalnya, pada tahun 1908, Raja Taruamang, Lira Mausina (Mika Makunimau) ke Makasar atas undangan Pemerintah Hindia Belanda. Di sana para raja di Nusantara bagian Timur mengadakan konferensi di bawah kendali Pemerintah Hindia Belanda.
Tidak dijelaskan isi konferensi dan hasilnya. Namun, ketika Lira Mausina kembali, ia meminta masyarakatnya agar setiap hari minggu berkumpul untuk beribadah. Hasilnya, pada tahun 1911, ada jemaat di Kotaraja Kolana yang diberi nama Pniel oleh Indische Kerk yang berpusat di Batavia.
Sejak itu Gereja Hindia Beladan di Batavia mengirim utusan untuk membina umat di sana sambil melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Berdirilah sekolah rakyat milik Gereja (Jemaat) di Kotaraja Kolana.
Persentuhan dengan dunia luar yang akrab menjadi sebab perkunjungan balas-membalas antarmereka. Beberapa situs seperti kuburan Cina, kuburan leluhur Liquisa dari Atauru buktinya.
Situs-situs seperti rumah raja yang sekalipun telah berubah bentuk konstruksi,namun masih dipandang secara fungsional berlaku. Bale-bale adat yang disebut dengan istilah mereka, altar, tempat 7 suku Taruamang berunding untuk keputusan-keputusan strategis, ditempatkan di bibir pantai di bawah pohon rindang.
Tidak berlebihan bila kru media ini menyebutkannya sebagai Kotaraja Kolana
By : Heronimus Bani