Oelamasi-infontt.com,- Musim hujan menjadi berkat bagi semua insan manusia terlebih para petani. Dimana musim penghujan adalah harapan petani agar curahan air hujan dapat menyuburkan tanaman khususnya bagi mereka yang sangat kesusahan air ketika musim kemarau atau panas.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan para guru honorer di SD Negeri Tinis, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang. Kebanyakan guru honorer yang ada disekolah ini merupakan pendatang yang tinggal menetap di sekolah sebagai bentuk pengabdian mereka kepada bangsa.
Suka dan duka pun dirasakan ketika mereka harus tinggal di salah satu sekolah yang bisa dikatakan jauh dari ibukota Kabupaten maupun Kecamatan, salah satunya menyangkut air untuk minum dan mandi.
Salah satu guru honorer, Yansye Finit yang diwawancarai media ini, Rabu (06/12/2017) dilokasi sekolah mengatakan musim hujan membuat dirinya bersama beberapa teman yang tinggal di sekolah sangat susah air untuk makan minum maupun mandi. Ini dikarenakan air yang biasa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari menjadi kotor akibat hujan.
“Kami ambil air di kali Noelmina jadi kalau hujan begini air kotor dan kami harus rela berjalan enam kilometer untuk bisa mendapatkan air,”ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Simon Nomseo, salah satu guru yang juga tinggal di lokasi sekolah. Menurutnya, musim hujan adalah harapan dan juga derita bagi mereka di Tinis, dimana harapan petani terpenuhi namun sebaliknya menjadi derita bagi masyarakat ketika harus berjuang untuk mendapatkan air bersih.
“Musim Hujan begini kami harus memacu kekuatan kaki untuk bisa berjalan jauh, karena untuk mendapatkan air untuk komsumsi harus berjalan jauh itupun debit airnya sangat kecil jadi kami harus bisa berbagi bersama masyarakat lain,”ujar Nomseo.
Harapan masyarakat agar pemerintah daerah bisa segera melihat kondisi masyarakat di Desa Oemolo, khususnya di Tinis. Untuk diketahui bersama bahwa daerah ini berbatasan langsung dengan Desa Polo, Kecamatan Amnuban Selatan, Kabupaten TTS. (Shandy Lette)