Pak Guru:“Siapa yang menonton televisi kemarin?”
Siswa: “Saya, Pak!”
Pak Guru:“Apa yang kamu ketahui dari pemberitaan di televisi?”
Siswa: “Raja Salman tiba di Indonesia, pak!”
Pak Guru: “Bagus, berapa lama ia berkunjung di Indonesia?”
Siswa: “Sembilan hari, pak!”
Pak guru: “Bagus! Saya pastikan kamu telah menonton berita yang memberitakan peristiwa bersejarah yaitu kunjungan raja Arab Saudi ke Indonesia. Kunjungan ini disebut bersejarah karena raja Arab Saudi sebagai kepala negara yang datang sebelumnya adalah terjadi pada 47 tahun yang lalu.”
Dialog guru dan siswa itu terjadi di ruang kelas VI tempat dimana saya mengabdi di SD Pedesaan pedalaman Timor. Sesungguhnya saya mengetahui bahwa anak-anak di pedalaman seringkali tidak berani menyatakan pendapat di dalam kelas, sekalipun mereka mengetahui atau sedikit mengetahui. Mereka kuatir kalau-kalau pendapatnya keliru atau bahkan salah. Hal itu sering terjadi. Namun, bila mereka mengetahuinya dari pemberitaan, baik melalui media televisi, mendengarkan siara radio, atau sering sekali saya memberikan surat kabar untuk dibaca. Kesempatan itu mereka gunakan untuk mengetahui banyak hal. Sangat sering saya meminta para siswa untuk menulis laporan-laporan.
Hari ini (02/03/17) saya hendak memprosesbelajarkan materi tentang Globalisasi. Momentum kedatangan raja Salman saya bawa dalam percakapan itu. Kemudian saya jadikan latar untuk masuk dalam proses pembelajaran untuk materi tentang Globalisasi.
Itulah sepenggal pengalaman proses pembelajaran yang memancing dan menghidupan siswa dari pengalaman nyatanya.
Heronimus Bani