Amarasi Raya, infontt.com, Hore tua! Kalimat pendek dalam bahasa Amarasi ini sesungguhnya sudah amat kuno sehingga tidak dikenal/diketahui lagi oleh orang Aamarasi sendiri dewasa ini. Nah, bagaimana orang Amarasi memberi salam ketika mereka belum mengenal bahasa pengantar yang umum? Misalnya bahasa Melayu; Melayu Kupang dan Bahasa Indonesia.
Menelisik perkembangan berbahasa pada banyak etnis di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur, rasanya bahasa-bahasa daerah (bahasa lokal) milik etnis (sudah) mulai ditinggalkan. Orang (misalnya) di kota Kupang dan kota-kota kabupaten, kota kecamatan bahkan sampai ke kampung-kampung, mereka menggunakan bahasa Melayu Kupang (MK) yang katanya Bahasa Indonesia (BI). Padahal, BI tidak mengenal beta, sonde, lu, karmana, sapa, ba-bae ko? dan lain-lain. Segelincir kata-kata di atas adalah khas orang Kupang yang sudah menjadi virus sehingga orang di pedesaan pun kehilangan bahasa sendiri.
Menyikapi akan ancaman punahnya bahasa daerah, beberapa lembaga seperti Kantor Bahasa Provinsi NTT mempunyai program untuk pelestarian bahasa daerah. Kantor ini terletak di Jalan El Tari Kota Kupang. Satu lagi lembaga yaitu Unit Bahasa dan Budaya (GMIT) Kupang; yang bekerja untuk pelestarian bahasa daerah dengan memprioritaskan pada penerjemahan Alkitab, khususnya Perjanjian Baru serta produk-produk bacaan muatan pendidikan lokal dan lain-lain yang semuanya dalam bahasa daerah.
Kini lahir satu wadah yang disebut Lembaga Pendamping Pendidikan yang berkantor di Jalan Yupiter 2 No. 1 Oe’sapa’ Selatan Kota Kupang. LPP Inadae, begitu namanya. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan kursus bahasa daerah (KBD) Di tempat ini para peserta kursus akan dibekali bahasa daerah sesuai minatnya.
LPP Inadae sedang mempersiapkan diri untuk segera melepas (launcing) program ini untuk diketahui publik, dan tentu berharap bahwa ada peminat, khususnya kaum muda, terlebih mahasiswa yang kelak akan menjadi pemimpin di masa depan yang pasti akan ke desa-desa di pedalaman Timor, Rote, Sabu, Flores, Tribuana Alor, dan Sumba.
Sampai dengan ditulisnya artikel ini, sudah 60 calon peserta kursus mendaftarkan diri. Anda berminat? Hubungi LPP Inadae di Jalan Yupiter 2 No. 1, Oe’sapa’ Selatan Kota Kupang. On re’ naan, tua. Uisneno nok kit. In nasanut ma nanebet pinis-oetenes neu kit arkit.
Penulis : Heronimus Bani