Soe-infontt.com,- Proyek-proyek di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang bersumber dari APBD, banyak dikerjakan kontraktor luar, sehingga pengusaha lokal hanya menjadi penonton. Kondisi itu merupakan akibat dari sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement) yang seperti pedang bermata dua bagi kontraktor lokal. Di satu sisi sistem ini menuntut profesionalisme kontraktor sekaligus menekan terjadinya kongkalikong, namun di sisi lain sistem tersebut memaksa kontraktor lokal bersaing dengan kontraktor besar dari luar.Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten TTS, David Boimau kepada infontt.com, Kamis (19/1).
“Dari hasil monitoring saya ke lapangan. Ditemui banyak kontraktor lokal yang hanya menjadi penonton. Sebab, banyak tender proyek di daerah dimenangkan dan dikerjakan kontraktor luar,” kata David.
Kontraktor-kontraktor luar ini, katanya, tidak saja merebut proyek-proyek, tapi ada juga yang tidak mengerjakan proyek tapi menyewakan alat alatnya untuk dipakai di Kabupaten TTS. “Kondisi ini menjadi tamparan bagi kontraktor lokal yang rata-rata pengusaha kecil. Ketika kontraktor kecil di daerah harus bertarung dengan kontraktor yang memiliki modal besar dari luar, jelas kontraktor kecil yang tergilas. Tidak mungkin kontraktor kecil yang memenangkan tender,”ujar politisi Hanura ini.
David juga menambahkan, dalam waktu dekat DPRD Kabupaten TTS akan mengevaluasi persoalan ini agar, nantinya tidak terjadi persoalan dikemudian hari.(Chris Bani)