YESUS MENDERITA DI TENGAH-TENGAH KITA

By: Heronimus Bani

Pengantar

Jumat Agung segera tiba. Umat Kristen di seluruh dunia akan memperingati kematian (wafatnya) Yesus. Satu hari yang sarat makna. Masa refleksi selama 7 minggu berturut-turut telah usai. Puncak kesengsaraan adalah kematian.

Yesus menderita di tengah orang jahat

Saya kutip dari teks Yohanis 19:18 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Uab Meto’ Amarasi, bunyinya demikian, Antean naan ate, sin nkuus na’peti’ Nai’ Yesus anbi hau neeh jes. Sin nmo’en on naan neu atoni’ tuaf nua msa’. Sin nkuus nakfirit es anbi Nai’ Yesus in aon-bian a’ne’u, ma es antein anbi in aon-bian a’rii, ma Nai’ Yesus anbi sin atnaank ein. Dalam teks berbahasa Kupang bunyinya, Sampe di situ, ju dong paku sang Yesus di satu kayu palang. Dong bekin bagitu kas dua orang laen ju. Dong paku tagantong yang satu di Yesus pung sabla kanan, deng satu lai di Dia pung sabla kiri, deng Yesus di dong pung teng-tenga.
Semua pembaca alkitab mengetahui bahwa, kedua orang yang disalibkan itu terkategori sebagai orang jahat. Kejahatan yang luar biasa yang mengakibatkan mereka harus menerima hukuman yang setimpal dengan kejahatan mereka yaitu, mati.Yesus ada di sana, menerima perlakuan sebagai orang jahat.

Yesus menderita di tengah-tengah kita

Saudaraku yang Kristiani akan memperingati Kematian Yesus pada Jumat Agung ini. Saudaraku akan merefleksikan makna terdalam dari kematian itu untuk diri sendiri, keluarga dan komunitas. Orang menyadari bahwa manusia hidup selalu ada padanya dosa. Keberdosaan manusia menjadi faktor penyebab Yesus harus menderita.

Ia menderita di antara orang-orang berdosa. Ia tidak hadir di antara orang baik, suci, saleh. Kebaikan, kesucian dan kesalehan dapat kita temukan pada insan manusia di segala zaman. Orang dapat saja tampil sebagai manusia kelas suci dan saleh. Mereka menampakkannya dengan pakaian rohaniawan. Ada yang berkata-kata dengan ungkapan yang sangat familiar dengan kitab suci. Ada yang bertindak bagai malaikat penyelamat.

Apakah orang-orang seperti itu terkategori sebagai baik, suci, dan saleh? Di depan mata manusia dapat saja dibenarkan.

Mari saudaraku umat Kristen, masukilah hari-hari terakhir masa refleksi atas sengsara Yesus dalam 7 minggu. Puncaki refleksimu dengan mengikuti Perjamuan Kudus (Ekaristi) dimana Tubuh dan Darah Kristus menyembuhkan “penyakitmu, penyakitku, penyakit kita”.

“Saya merasa kecil di hadapan Tuhan,” kata John Thekkekara yang berasal dari Kerala, India. “Hari ini diyakini sebagai hari ketika Yesus disalibkan. Dan itu adalah pengalaman terbesar dalam hidup saya untuk berada di sini pada hari ini di Yerusalem,” lanjutnya (VoA, Bahasa Indonesia)Jumat Agung

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *