Rokok (akan) Naik Harga, Berhentikah merokok?

Pembaca infontt.com Mungkin saudara pembaca adalah salah satu di antara para perokok yang sudah berhenti. Mungkin juga saudara sedang merokok sekenanya saja. MUngkin saudara perokok kelas ringan, atau bahkan perokok kelas berat yang sudah tidak bisa lagi untuk menolong diri sendiri agar lepas dari ketergantungan pada rokok. Saya pernah menjadi salah seorang yang oleh teman-teman disebut sebagai madat rokok. Rasanya hidup tanpa arti bila tidak merokok, begitu kira-kira pada waktu itu. Para perokok aktif sampai sekarang bila dimintai agar menghentikan kebiasaan merokok, mereka akan memberikan argumentasinya secara beragam, tetapi tetap dengan maksud mempertahankan kebiasaan itu. Orang tetap mau merokok, sekalipun merokok mesti diaminkan sebagai telah menelan biaya hidup yang tinggi. Apakah orang menyadarinya? Ya, tentu saja orang menyadarinya. Mengapa tidak berhenti merokok agar biaya rokok dapat dipergunakan untuk kepentingan lain? Perokok akan bertanya, “Bagaimana bisa berhenti, saya lebih baik tidak makan daripada tidak merokok!” Kalau pernyataannya begitu maka dongkol, kecewa, jengkel atau diam menjadi jawabannya.

Blog Kompasiana.com memuat tulisan seorang penulis bernama Petrus Kanisius. Ia memberikan tips berhenti merokok. Tulisannya berjudul, Cara Efektif Berhenti Merokok. Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pit_kanisius/cara-efektif-berhenti-merokok_57bad430f09273ad14aa624a.
Saya jamin pembaca infontt.com sudi memperhatikan saran itu.

Pos terkait