Kolbano, tidak perlulah untuk dibahas di sini. Kolbano telah melegenda atas kepahlawanan Trio/Trisula Kolbano ditambah akhir-akhir ini menjadi destinasi wisata di Timor Tengah Selatan, belum lagi batu berwarna di pantainya yang dieksploitasi baik oleh masyarakat maupun badan usaha.
Kini Teres. Orang Amarasi Raya menyebut Tais Ainaf, selain Teres. Mengapa Tais Ainaf(induk laut)? Karena luas dan dalamnya, ombak dan gelombang yang tidak bersahabat. Ia bagian dari Samudra Hindia(Samudra Indonesia). Dari sana ia berbatasan dengan negeri kanguru, Australia.
Menelusur sebentar di media-media daring (on line), sudah banyak pemberitaan tentang Pantai Selatan di Timor ini. Bila bertanya pada mesin pencari Google dengan kata kunci Pantai Selatan Timor, mesin pencari Google akan memberikan informasi seputar daerah-daerah yang dimaksudkan termasuk Teres.
Nah, Admin infontt.com iseng-iseng ke sana menengok Teres. Apa yang menarik sehingga ada media daring mencatatnya sebagai pesona aduhai.
Memasuki Teres
Bila hendak ke Teres, anda akan melewati kelurahan Buraen. Setibanya di perbatasan Buraen-Nekmese’ anda akan menjumpai tugu yang dibangun oleh TNI Manunggal. Jalanan perkerasan kurang lebih 7 km anda tempuh dengan turunan dan tikungan-tikungan yang tidak terlalu membahayakan sekalipun anda mungkin untuk pertama kalinya ke sana.
Aliran satu batang sungai yang meliuk-liuk akan menjadi santapan roda kendaraan karena belum adanya jembatan. Hal ini terjadi nanti setelah anda tiba di pantai dimana jalan beraspal hotmix telah menanti.
Jalanan mulus dan halus
“Jalanan mulus dan halus,” demikian kata gadis kecil di boncengan sepeda motor penulis. Jalan seperti ini di pedesaan adalah impian masyarakat. Nah, bagaimana dengan jalanan hotmix di pantai tanpa penduduk penggunanya? Hari ini belum ada penggunanya, besok dan seterusnya, tahun depan, lima tahun, 10 tahun dan seterusnya akan sangat berguna. Jalan hotmix ini akan menjadi jalur penghubung antarkota dari Tablolong, Buraen, Kolbano, dan seterusnya sepanjang jalur selatan pulau Timor.
Anda harus berhati-hati bila berkendaraan dengan kecepatan tinggi. Batang sungai beberapa kali menghambat perjalanan anda. Hal ini tentu tidak akan berlangsung lama. Proyek pembangunan tidak berhenti sampai di situ. Beberapa unit jembatan telah masuk dalam perencanaan untuk pembangunannya. Bersabar, adalah obat penenangnya.
Pantai Teres dan Fatu Braon
Di pantai Teres, pengunjung dapat menikmati luasnya pantai dan lautan tanpa batas. Gelomban dan gemuruhnya teru menggemuruh. Pantai masih “perawan” belum terjamah tangan artifisial untuk pembenahan. Pantai yang dikunjungi setiap hari minggu dengan keriuhan yang besar para muda berkendaraan roda dua dan roda empat. Semuanya bersiliweran di sana. Sementara penduduk setempat belum satu pun yang menangkap peluang usaha kecil. Mengapa? Karena daerah ini belum berpenduduk Rumah-rumah penduduk yang ada di sana adalah rumah-rumah yang dibangun sebagai hunian sementara ketika masyarakat keluahan Buraen berkebun/berladang. Sifatnya sementara. Pemukiman masyarakat sesungguhnya berada di kota Buraen sebagai pusat pemerintahan, kemasyarakatan dan lain-lain. Orang menyebut daerah pantai sebagai kampung lama (kua-mnasi’).
Di samping itu, terdapat satu lokasi menarik yang mulai ramai dikunjungi yaitu Fatu Braon. Semasa kecil penulis mendengar cerita bahwa di sana orang menjadikannya sebagai tempat persembunyian dari kejaran penguasa (kompeni). Benar atau tidaknya informasi/cerita ini perlu dilakukan penelitian lanjutan. Menariknya, para pengunjung mendaki ke sana untuk berfoto ria baik swafoto sendirian atau beramai-ramai dari berbagai engkel.
Nah, pembaca. Bila ingin ke Teres silahkan melintas dari Oesao ke Buraen. Bila anda memilih masuk desa Nekmese’, maka anda akan ditunjukkan jalan menuju Selatan ke batas desa Nekmese’-Buraen. Dari sana anda pasti tiba di Teres.
Kita berharap pemerintah (melalui SKPD terkait seperti Pariwisata Kabupaten, atau Provinsi) menengok pantai Teres untuk dapat melakukan pembenahan sebagai satu destinasi wisata pantai pada masa yang akan datang. Pastinya, Ya! Selamat berwisata.
By : Heronimus Bani