Hari itu hari Jumat. Di kota Kalabahi orang menyebutnya hari pendek. Entah siapa yang memulai pada awalnya untuk menyebut hari pendek. Yang pasti orang-orang se-kota itu tahu bahwa hari Jumat hari pendek. Mengapa pendek? Tidak pasti jawabannya.
Voni tancap gas sepeda motor Mio warna pink. Entah dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia bergegas ke kampus pagi itu. Ia tidak lupa membawa sejumput kertas dalam bundelan back pack. Ternyata Voni seorang mahasiswa pada program studi bahasa Inggris, Universitas Tribuana Kalabahi. Tok, tok, tok, begitu bunyi pintu ia ketuk. Ia telah berdiri di depan pintu ruang Kepro Bahasa Inggris. Ada kewajiban pada seluruh mahasiswa untuk berbicara dalam bahasa Inggris sekalipun patah-patah alias medok ketika harus bertemu dengan sang Kepro.
Dengan gugup dan keberanian yang dibuat-buat Voni memberanikan diri menyapa sang Kepro. “Morning, Madam!” begitu ia menyapa. “I am your enemy… .” sang Kepro berhenti sejenak kemudian dengan wajah merah, ia melanjutkan, “Go away!”
Dengan wajah bingung, Voni perlahan-lahan mundur dari pintu ruang Kepro. Ia tidak habis pikir, mengapa sebegitu marahnya sang Kepro.
Beberapa langkah ia kembali ke sepeda motor kesayangannya. Tertunduk sedih, ia merenung. Lama sesudah itu air matanya jatuh membasahi pipinya. Ia tidak bersuara dalam tangisnya. “Hi Voni, Good morning!” Ivon temannya tiba dan menyapanya setelah memarkirkan sepeda motornya.
Voni tidak bereaksi memberikan jawaban. Ia terus menunduk dan menangis. Back pack di belakangnya tidak pula ia turunkan. Ia masih saja merenung, entah hujan dan badai apa yang menyebabkan sebegitu pagi itu Kepro sudah murka padanya.
Ivon mendekati Voni. Lagi-lagi ia bertanya, “Hi Voni, why do you cry? What’s wrong with you? Please Voni, tell me.”
Voni tak bergeming. Ia terus-menerus tertunduk sambil meneteskan air mata.
Tak tahan akan perlakuan seperti itu Ivon mengguncang-guncang tubuh sahabatnya Voni. Voni mengangkat wajahnya. Sejurus kemudian terdengar ucapan dari bibir Ivon, “I am your enemy!”
Voni melepaskan diri dari pegangan Ivon. Ia menghindar. Beberapa langkah ia mundur. Ditatapnya temannya Ivon.
“Hai teman, mengapa pula kamu ini? Tadi Kepro bilang pada saya. I am your enemy. Sekarang kamu datang dan bilang, “I am your enemy! Ada apa dengan kamu. Virus apa yang sudah merasuk dua manusia di Jumat pendek ini.”
Tak lama beberapa teman mahasiswa datang. Dari kejauhan mereka ramai-ramai berteriak kepada Voni. “Voni, I am your enemy. I am your enemy.” Setelah itu mereka beramai-ramai menertawakannya.
Voni kembali dalam kebingungannya.
Ivon mendekati Voni. Voni tidak sudi didekati sahabatnya itu karena telah menempatkan diri sebagai musuh. “Voni, look down on your T-shirt,” pinta Ivon.
Ternyata, baju kaos oblong yang dipakai Voni tertulis, I am your enemy
Voni bingung dan bengong sendiri dengan kesalahannya. Ia terburu-buru karena pengaruh Jumat pendek. Ia mengambil baju kaos oblong yang tertulis I am your enemy. Ia tersenyum malu atas kesalahan yang dibuatnya pada hari itu.
isin copan and share cerpen im your enemy
mnggo silahkan!
terima kasih dan silahkan