Di SDN Oefafi, Kepala Sekolah Kelola Sendiri Dana BOS

Oelamasi, infontt.com – Pengelolaan Dana Bantuan Operasional (BOS) di SD Negeri Oefafi, Desa Oefafi, Kec. Kupang Timur dikelola diam-diam oleh kepala sekolah Daniel Oktovianus Sinlae dan bendahara Bos Aristus Benu. Sejak tahun 2013, penyusunan RABS (renana anggaran belanja sekola) juga tidak pernah melibatkan dewan guru dan komite sekolah.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Komite SDN Oefafi, Luther Ferdinan Noman ketika ditemui infontt.com di kediamannya.

“Sejak tahun 2013, kepala sekolah yang baru ini tidak pernah melibatkan kami sebagai komite dalam menyusun rencana anggaran. Rapat untuk pembagian raport saja tidak pernah. Sudah tiga tahun ini. Untuk siswa yang lulus kelas enam juga tidak ada pengumuman. Pokoknya begitu abis ujian na habis sudah!..Bagi raport ju begitu…Pokoknya son pernah ada. Dia (kepala sekolah) ator iko dia pung mau”
ungkapnya kesal.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut ia menjelaskan kalau sebelumnya sudah ada Tim Inspektorat yang turun ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan. Akan tetapi setelah itu, tidak juga ada pencerahan. Sampai hari ini tidak ada perubahan sama sekali. Yang terjadi malah keadaan sekolah makin parah.

“Kalau tidak salah tahun lalu, dari Inspektorat datang. pokoknya tiap hari selama satu minggu. Abis itu ju kotong son tau lai su sampai ujung mana?” tandas dalam nada tanya.

Ia juga menuturkan kalau Dinas Pendidikan setempat dalam hal ini Kepala Bidang TK/SD pernah mendatangi sekolah. Kedatangan Kabid TK/SD pun sama halnya dengan tim Inspektorat. Sekembalinya dari tempat tersebut tidak juga ada perubahan. Semua masih seperti yang dulu. Anak-anak dibiarkan terlantar tanpa tujuan jelas. Hanya mengharapkan dua orang tenaga guru honor dan seorang PNS yang kebetulan tinggal dekat dengan lokasi sekolah,  dua orang guru honor itupun gaji honornya belum pernah dibayarkan semenjak 2013.

“Kami disini ada guru tiga orang PNS. Dua orang guru Mapel, dan dua orang guru honor. Guru PNS hanya satu yang tinggal di sekitar sini (Oefafi) yang lain tinggal jauh. Jadi kadang itu penjual kue dong yang pi ko kasi pulang anak dong, ko abis sonde ada guru lai na.” ungkap Luther.

Dari pantauan infontt.com ke lokasi sekolah, tidak saja soal keterlantaran anak-anak didik dan juga kesejahteraan sekolah. Gedung sekolah dan beberapa fasilitas yang sudah dibangun tidak terawatt. tampak kunci-kunci pintu di semua ruangan sudah rusak dan tidak ada upaya untuk diperbaiki. Kaca-kaca jendela sudah pecahh. Kamar Mandi dan WC siswa yang permanen juga sudah tidak berfungsi.

Sebuah sumur lengkap dengan alat pompa air listrik, yang sebelumnya dimanfaatkan untuk sanitasi dan MCK di sekolah tersebut, sama sekali sudah tidak berfungsi. dibiarkan terlantar tak lagi terawatt.

Pertanyaannya, kemana sajakah dana BOS yang nilainya jutaan rupiah sehingga tak sanggup membenahi keadaan sekolah? Lalu 91 orang siswa di sekolah tersebut seperti ditelantarkan?

Semoga pemerintah tidak bosan untuk mengambil sikap tegas kepada para pejabat yang bekerja hanya untuk rupiah! (dn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *