Kupang-infontt.com,- Selama ini penanganan sampah basah ataupun kering menjadi masalah serius di kala musim hujan. Biasanya sampah-sampah tersebut sulit diolah, terutama sampah plastik dan kertas. Tetapi saat ini, hal tersebut sudah tidak perlu dipusingkan lagi. Pasalnya sebuah terobosan baru dilakukan oleh SD Negeri Kaemeu di Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.
Untuk menangani masalah sampah yang banyak dijumpai di lingkungan sekolah, SDN Kaemeu memanfaatkan Unit Pengolahan Sampah Kertas,plastik dan kotoran. Di mana dengan alat ini, sekolah tersebut ingin memberikan percontohan pembakaran sampah yang aman untuk lingkungan.
“Selama ini kami sudah memanfaatkan limbah sampah untuk dibuat kompos. Tetapi yang menjadi kendala adalah sampah plastik. Akhirnya kami menggunakan alat pembakaran ini untuk mengatasi masalah sampah plastik dan sampah-sampah lain pada waktu musim hujan,” ungkap Kepala SDN Kaemeu, Ignasius Tobmuti.
Menurut Ignasius, alat pembakaran sampah ini memiliki banyak kegunaan. Di antaranya bisa membantu dalam menyelesaikan masalah sampah di sekolah. Selain itu mengolah sampah kertas, plastik dan daun menjadi abu/arang. Di mana hasil olahannya bisa digunakan untuk pupuk organik.
“alat ini merupakan sebuah inovasi baru yang kami lakukan untuk bisa mengatasi masalah sampah di sekolah. Dimana tujuannya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah,” jelasnya.
Ignasius menerangkan, pemanfaatan alat pembakaran sampah ini dilakukan untuk mendukung salah satu program pemerintah daerah, khususnya di bidang kebersihan. “Kami ingin memberikan percontohan pembakaran sampah melalui alat ini. Dimana abunya bisa untuk dijadikan pupuk,” terangnya.
Dengan pembakar sampah tersebut Ignasius mengharapkan, supaya siswa siswinya bisa berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kebersihan sekolahnya. Selain itu sebagai media pembelajaran agar bisa peduli terhadap kebersihan lingkungan. “Setidaknya setelah keluar dari SD, anak-anak bisa memberikan contoh kepada masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya,” pungkasnya.(Chris Bani)