Amos Sir, mantan Kepala SMA Negeri 1 Kalabahi yang sekarang bertugas sebagai Pengawas di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, akan memasuki masa pensiun di akhir Mei 2016. “Aku bebas, aku bebas,” begitu ucapnya. “Tapi, saya tidak akan menyia-nyiakan waktu ketika menjadi pensiunan. Saya akan mendedikasikan seluruh hidup saya yang sisa ini untuk menerjemahkan Alkitab khususnya Perjanjian Baru ke dalam bahasa daerah yang saya ketahui dan bisa digunakan yaitu bahasa Teiwa. Saya telah memulainya dengan drafting buku Markus,” katanya melanjutkan dalam nada bersemangat.
Amos Sir menceritakan bahwa ia telah menerjemahkan lagu-lagu yang biasanya dinyanyikan oleh kebanyakan orang karena disukai dan mudah dinyanyikan. Lagu-lagu itu diterjemahkan dalam bahasa Teiwa dan telah digunakan dalam komunitasnya.
Hal yang sama terjadi pada bapak Samuel Tubulau. Pensiunan PNS di lingkungan Pemkab Alor ini ingin sekali memberi seluruh sisa hidupnya bagi upaya melestarikan bahasa Wersing yang dulu dipakai sebagai bahasa persatuan di Kolana-Alor Timur. Ia berharap drafting buku Markus akan segera diikuti dengan tindak lanjut seperti team check, Advisor check, sampai Consultant check. Proses-proses seperti uji coba tidak diabaikannya, bahkan ia berkerinduan agar ada juga dari golongan muda yang ikut terpanggil untuk bersamanya dalam usaha menerjemahkan Alkitab khususnya Perjanjian Baru dalam Bahasa Wersing.
Harapan-harapan yang sama juga untuk bahasa Klon, Pura, Sawila, Melayu Alor, dan banyak lagi bahasa-bahasa di Kabupaten Alor yang patut dan layak dipakai dalam pelayanan gereja dan pelayanan publik.(roni)