Belanja Beda Martabat

Pdt. Ince Ay-Touselak

hipermatAmarasi, -.infontt.com.– “Kalau belanja di pasar tradisional sudah murah ditawar lebih murah. Kalau belanja di mall siapa yang menawar. Kalau tertulis Rp9.900 orang bayar Rp10.000 lalu seringkali uang Rp100 tidak diambil, biar sa. Kalau diberi permen, ya terima.” demikian kata-kata yang diucapkan Wakil Sekretaris MS GMIT menyentil pola hidup konsumerisme yang melanda warga gereja, dan masyarakat akhir-akhir ini.
Kira-kira begitu adanya masyarakat dewasa ini. Orang berbelanja di mall dipastikan akan membayar harga yang sudah tertera. Orang tidak akan menawar. Sementara berbelanja di pasar tradisional yang jelas sudah murah harganya, masih akan dimurahkan oleh pembeli.
Perbedaan cara pandang terhadap pasar dimana ada barang, jasa, dan harga diikuti pelaku pasar itu sendiri, maka orang menempatkan pasar tradisional seakan kurang martabatnya dibanding berbelanja di mall (pasar modern). Bila berbelanja di mall seakan martabat/derajat manusianya naik kelas, sementara berbelanja di pasar tradisional seakan derajat manusianya tetap itu-itu saja.
Ini pesan moral dari MS GMIT yang diwakili Pdt. Ince Ay-Touselak, dalam acara serah-terima tugas MKH Amarasi Timur 2011-2015 kepada MKH baru 2015-2019. Pesan yang patut mendapatkan perhatian dari warga gereja, dan masyarakat. (roni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *