Apa Jadinya Bila Ujian Nasional Dihapus?
Semalam (29/11/2016) ketika melihat di layar televisi, ada berita tentang Ujian Nasional yang diwacanakan untuk dihapus, ada pertanyaan dari beberapa orang tua pada saya (yang guru di desa). Apa yang terjadi bila UN dihapus? Saya berusaha menjawab sekenanya saja. Paling kurang ada yang saya jawab seperti ini:
1.Bila UN dihapus, maka beban mengajar guru akan bertambah. Guru harus mengajar sebaik-baiknya agar siswa memiliki pengetahuan yang plus mengingat selama ini UN menjadi tolok-ukur memasuki perguruan tinggi (negeri). Jika selama ini pelajaran extra time yang diberikan dengan simulasi ujian (try out) telah menjadi langganan para guru, maka ketika UN dihapus kemungkinan para guru harus dapat memperkaya siswa secara extra juga.
2.Bila UN dihapus para siswa akan bergembira. Mereka tidak repot-repot belajar lebih giat. Mereka tidak akan direpotkan dengan mempersiapkan diri menghadapi UN dimana harus mengikuti paling kurang dua kali try out. Mereka tidak harus gugup dan terbeban secara psikologis lagi berhadapan dengan para pengawas (yang bukan gurunya), dan pengawas independen yang datang dari luar sekolah. Para siswa kelas akhir akan melenggang meninggalkan sekolah dengan lambaian selamat tinggal pada para guru, adik kelas dan tenaga kependidikan di sekolah itu.
3.Bila UN dihapus Perguruan Tinggi (PT) mungkin akan melakukan testing secara lebih ketat. Selama ini PT menyeleksi mahasiswa melalui: undangan, sistem penerimaan mahasiswa secara terpadu, sistem penerimaan oleh universitas sendiri. Semuanya melakukan test awal sebelum penentuan akhir untuk diterima/ditolak, terlebih berhubungan dengan kuota yang ditentukan oleh Universitas itu sendiri.
Kira-kira begitulah yang saya prediksikan sebagai seorang guru. Entahlah apa kata para pengamat dan praktisi pendidikan.
Mantan Mendikbud, Anies Baswedan sebagaimana dikutip https://newsdetik.com/ hasil Ujian Nasional menjadi acuan seleksi untuk jenjang sekolah yang lebih tinggi. Ujian Nasional tidak lagi menjadi syarat kelulusan dari satu satuan pendidikan dasar dan menengah.
Sementara itu Presiden, Joko Widodo masih mempertanyakan standar-standar ujian dan kualitas pendidikan Indonesia. Masih dibutuhkan suatu rapat terbatas untuk membahas hal ini sebelum diputuskan. Demikian sebagaimana dikutip oleh http://www.dream.co.id/
Kencangnya angin wacana penghapusan UN sesungguhnya merupakan kabar yang belum pasti. Sebahagian praktisi dan pengamat masih memperdebatkan hal ini. Pro-kontra masalah penghapusan UN masih bergulir.
Jawaban yang paling pasti adalah ketika Presiden RI, Joko Widodo dan para pembantunya di bidang Pembangunan Manusia melakukan rapat terbatas. Mari menunggu.