Kisah Perjuangan SD Negeri Amsila, Dinding Darurat Hingga Gedung yang Layak

Kepala Sekolah Dasar Negeri Amsila Alexander Faot
Kepala Sekolah Dasar Negeri Amsila Alexander Faot

Oelamasi-InfoNTT.com,- Salah satunya cara untuk mengubah pola pikir untuk pembangunan negeri hanya melalui jalur pendidikan. Semua anak usia sekolah harus menyelesaikan sekolahnya dan semua sekolah harus dalam kondisi layak dan nyaman, karena itu pemerintah harus rajin turun ke masyarakat untuk memastikan semua bantuan tepat sasaran.

Inilah mimpi Kepala Sekolah SD Negeri Amsila, Alexander Faot, di mana Ia ingin membangun gedung sekolah yang baik dan layak agar menjadi ruangan belajar yang nyaman bagi anak-anak di desa Naunu, Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang. Hal ini disampaikannya kepada media ini di ruang kerjanya,Sabtu (03/11/2018) pagi.

Bacaan Lainnya

Alexander mengisahkan awal mula sekolah ini didirikan karena jarak sekolah dan tempat tinggal masyarakat cukup jauh, berkisar lima sampai enam kilo meter. Ada dua sekolah, di mana anak-anak dari desa pergi menuntut ilmu yaitu SMP Negeri Satap Kupang Timur dan SMP Negeri 11 Fatuleu, dalam artian SD Negeri Amsila ini menjadi sekolah kelas filial dari SD Inpres Oeltune, dan inilah awal pikiran dibentuknya sekolah Oeltune.

Alexander menambahkan, Tanggal 14 Februari 2014 ijin operasionalnya keluar, jadi waktu itu anak-anak sekolah semua di desa Naunu ini belajar dalam kelas darurat atau sekolah dengan gedung darurat. Kemudian gedung bebak ini mendapat bantuan dari BPBD karena terkena bencana alam puting beliung 11 November 2017 lalu yang menyapu rata sekolah darurat tersebut.

Selanjutnya pihak sekolah membangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang dan bulan September 2017 ada jawaban untuk membangun empat sekolah salah satunya sekolah ini. Anggaran untuk gedung baru ini didapat dari dana alokasi khusus (DAK) 2018, namun ada tiga pembangunan gedung baru yang didapat dari Yayasan Hati Gembira.

Sekolah ini memiliki jumlah siswa yang tidak terlalu banyak yakni 69 siswa dengan ditopang 11 guru pengajar, yang terdiri dari Alexander Faot sendiri sebagai kepala sekolah, 2 pegawai, 1 orang PNS, 1 guru kontrak agama Kristen Protestan dan selebihnya adalah guru kontrak komite.

Alexander sendiri sangat bersyukur kepada Tuhan karena sekolah ini sudah dibangun enam ruangan, di mana sudah bisa mendukung suasana belajar bagi anak-anak.

Harapan terbesar saat ini adalah perjuangan dirinya untuk memiliki perpustakaan, karena anak-anak di sekolah ini cukup banyak yang gemar membaca, sehingga mereka akan mendapatkan banyak hal baru lewat membaca.

SD Negeri Amsila mengajarkan kepada kita bahwa sudah seharusnya tidak boleh lagi ada sekolah yang tidak layak. Sekolah sebagai tempat mendidik generasi bangsa harus layak dan nyaman.

Sistem pendidikan nasional harus sudah mampu menjamin pemerataan serta kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama bagi anak-anak, generasi penerus keberlangsungan dan kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembangunan gedung sekolah sudah seharusnya dilakukan terutama Sekolah Negeri termasuk sarana dan prasarana sehingga siswa, guru dan orangtua siswa akan merasa nyaman.

Laporan: Donyuan Louis Bani

Editor: Redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *